Harus Bagaimana Aku?

Kacau.
Akhir-akhir ini aku sangat berantakan, hidupku kacau. Kalut.
Tidak, aku tidak stres atau depresi. Hanya saja semakin kesini semakin menyusahkan, ini berat.
Beberapa hari ini nasi terlihat tidak lagi menggairahkan, mie instant tidak lagi menggoda, lauk-pauk yang berjajar di warung-warung nampak menjijikkan. Ada apa denganku?
Biasanya aku paling tidak bisa seharian tidak makan nasi, tapi suatu hari aku benar-benar menolak makan nasi. Anehnya tubuhku tidak terasa lemas seperti biasanya ketika aku tidak makan nasi sama sekali.
Semakin hari aku merasa aneh dengan diriku sendiri, entahlah apa sebabnya.
Perutku yang biasanya kebal dengan makanan apapun, maksudku ia mau menerima semua jenis makanan kini justru menjadi kurang ajar. Aku bukan tipe orang yang mudah BAB. Dan akhir-akhir ini juga setiap kali aku makan makanan pedas, perutku selalu memberontak. Perih, sakit, dan ahh entahlahhh. Dikit-dikit mules, perih, dan itu membuatku gampang lemas. Nggak di bis, di kampus, di jalan. Itu menyebalkan sekali.
Tidak hanya perut, kepalaku menjadi manja. Ia sering tiba-tiba terasa sakit, berat, dan seperti diikat. Bukan, ini bukan pusing. Rasanya menyiksa. Memang aku biasanya sering kena migrain. Tapi kini rasanya berat, nggak nyaman. Harus bagaimana lagi aku?
Belum lagi kini sleep apnea atau gangguan tidurku kumat lagi setelah sekian bulan sudah tidak bereaksi padaku. Kadang aku berpikir aku sudah mati ketika tiba-tiba aku terbangun dari gangguan sleep apnea. Seolah aku sudah menjadi arwah karena badanku terasa ringan sekali. Tapi aku masih hidup ternyata.
Semua ini menggangguku! serius. Aktivitasku, tidurku tidak tenang, pencernaanku, pernafasanku, semuanya kacau!
Aku mulai mudah lupa akan sesuatu. Aku mulai mudah merasa lelah dan capek.
Tidak ada yang tahu, teman-temanku, keluargaku, tidak ada yang tahu apa yang kurasa dan kualami. Aku terlihat ceria dan bersemangat di mata mereka, tapi tidak ketika aku sendirian. Aku tidak sekuat itu.
Aku juga bukan perempuan normal seperti lainnya. Aku berbeda, dan aku tidak mengerti kenapa aku berbeda seperti ini. Aku tidak tahu ini keuntungan atau kekurangan, tapi aku tidak istimewa seperti lainnya.
Kurasa aku harus tidur, kepalaku mulai berat dan sakit lagi.....

Untuk Ibuku

Hei, ibuku.....
apa kabar? aku rindu nih. Besok aku pulang. Maaf, nggak bisa bawa oleh-oleh.
Aku selalu ingin membelikanmu sesuatu yang kau sukai, tapi aku selalu saja gagal menabung, hehehe. Nanti kalau aku udah kerja sendiri, aku pasti sering membawakan ibu jajan. Aku tahu ibu suka kuliner, nanti kita jajan bareng ya. Jangan lupa ajak Bapak, sama kakak dan adek. Aku rindu mereka juga.
Ibu, maaf kadang di sini aku nakal. Aku tidak sepenuhnya melakukan nasihatmu. Kadang sholatku masih bolong, sholat subuh seringnya. Aku kesulitan bangun pagi. Aku akan berusaha menjadi yang lebih baik lagi bu, pasti. Doakan aku ya.
Satu hal yang harus ibu percaya, aku di sini tidak neko-neko. Aku tidak pernah nakal kalau urusan sama laki-laki. Aku tetap menjaga jarak dengan lawan jenis bu. Aku tidak mau mengecewakan Bapak. Nakalku paling karena sering membeli sesuatu yang tidak aku butuhkan. Atau karena aku terlalu boros dan terlalu malas dalam belajar.
Ibu, aku memang jarang memberimu kabar. Aku jarang menghubungimu. Aku bingung ketika kita berbicara lewat telepon, apa yang harus dibicarakan. Aku selalu tidak bisa mengembangkan pembicaraan kalau via telepon. Mending nanti kalau ketemu saja aku baru cerita banyak hal.
Meski begitu aku selalu merindukanmu, aku mencintaaimu.
Kamu adalah satu-satunya wanita yang hebat yang pernah aku temui dan satu-satunya wanita yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Terima kasih telah merawat dan membesarkan anak sepertiku.