My Day

Malam minggu, pukul 19:30 WIB aku berada di sebuah warung penyetan. Setelah tadi memesan kepala ayam bakar, tahu, dan tempe kemudian aku tinggal ke warung untuk membeli sekotak susu coklat dingin kesukaanku. Kini aku duduk terdiam di pojokan bangku panjang sambil menyedot susu yang telah aku beli dan sesekali menggigit sedotannya, ya itu kebiasaanku dari kecil. Aku suka sekali menggigiti sedotan dari minuman yang aku minum. Melihat orang lalu lalang di jalanan yang tidak lumayan lebar, mendengar beberapa pelanggan lain sedang mengobrol, suara gorengan, dan suara dari bakaran, semuanya beradu satu keluar masuk di telingaku. Mataku fokus pada jalanan yag tidak lebar itu. Dan pikiranku sedang berjalan-jalan jauh mengitari dunia. Aku selalu begini. Memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu aku pikirkan. Tapi itulah aku. Aku tidak mengobrol karena aku memang sendiri dan tidak ada temanku di sana. Satu per satu orang menuju depan untuk membayar pesanannya yang sudah jadi hingga tibalah giliranku. Aku gelagapan ketika pesananku sudah jadi dan Ibu penyetan memanggilku. Seperti ragaku sudah bergerak maju namun pikiranku belum kembali pada keadaan sekarang. Seperti orang ling lung namun aku bisa menguasainya. Setelah terjadi transaksi yang agak lemot karena aku, dan pesananku juga sudah berada di tanganku, aku pergi meninggalkan warung penyetan tersebut. Aku berjalan melewati jalanan yang tidak lebar itu menuju ke kediamaanku yang kurasa bisa membuatku nyaman. Aku selalu memerhatikan langkah kakiku saat aku berjalan sendirian, dan sesekali menatap langit barangkali ada bintang dan bulan. Ciptaan Tuhan memang tidak ada duanya, sangat indah. Sesampainya aku di kamar aku segera menjatuhkan diri di kasur yang tidak keras dan kadang aku bersyukur masih bisa menghela nafas panjang dan menghirup aroma kebebasan bisa sendirian di dalam kamar ini. Aku belum mau beranjak untuk makan malam. Kuputar mp3 player dari hapeku. Semua lagu di hapeku yang jumlahnya masih sedikit satu-satu terputar dan aku menikmatinya dengan ikut bernyanyi di bagian yang aku hafal liriknya. Kau tahu? bagiku nikmat adalah bisa merasakan suasana seperti itu. Apalagi kalau ada cemilan., tapi aku sedang hemat jadi aku tidak membeli cemilan apapun.
Begini, aku memejamkan mata sejenak. Membayangkan keluargaku sedang beraktivitas di tempat yang sama denganku. Kita berada di satu atap. Ibu memanggilku dengan suara lantang. Seolah menyuruhku bangkit. Tapi aku suka sekali malas-malasan. Kadang aku tertawa geli melihat kejadian-kejadian itu hanya terjadi saat aku terpejam. Tapi kenyataannya mereka tidak bersamaku. Mereka jauh di kota lain. Aku jarang sekali menghubungi mereka, karena ketika aku berkomunikasi lewat telepon seolah tidak ada pembicaraan. Aku memang tidak pandai dalam membuat percakapan. Aku ingin melihat mereka langsung di depan mata. Ah.... aku mulai ingat aku belum makan malam dan perutku mulai terasa lapar. Aku beranjak dari kasurku dan mengambil nasi di piring dan aku makan dengan lauk yang telah aku beli tadi. Berbahagialah kalian yang masih bisa dengan mudahnya menikmati makanan yang disiapkan oleh Ibu. Aku tidak boleh sedih. Aku benci sedih dan aku tidak akan melakukan itu. Aku selalu baik-baik saja dan aku selalu bahagia. Maka jangan tanyakan kabarku bagaimana karena jawabanku akan selalu baik-baik saja dan aku sangat bahagia. Aku tidak pernah sakit dan aku tidak pernah sedih :)
Aku selalu berusaha tersenyum di depan orang lain, dan aku berusaha tertawa ketika mereka mengajakku ketawa. Makananku sudah habis. Kini aku merasa kenyang. Piring dan kotoran segera kubersihkan di tempat cuci piring yang letaknya di ujung lorong. 
Setelah itu aku masih saja menikmati sendiri di dalam kamar dengan lagu-lagu kesukaanku. Dan itulah aku. Dan itulah hariku.