Catatan Kecil Diri Sendiri #Di ambang Putus asa


Kenapa aku mudah sekali putus asa? Di mana aku menyimpannya? Kenapa judul dan isinya berbeda? Usahaku menuangkan segala kegilaanku, di mana sekarang semua itu?apa aku sering menyebutnya sampah, lalu tidak sengaja aku menghapusnya dan mengganti dengan cerita yang baru. Ceritaku yang baru sama sekali tidak memiliki kegilaan. Ah sial, aku sudah hampir menjadi gila dan kegilaanku kini musnah tak tersisa walau satu paragraph saja! Benar-benar sial! Aku menghabiskan waktu berjam-jam memandangi layar monitor dengan rasa panas di ujung jari tulunjukku. Semua itu kini sia-sia. Aku menyesal, kenapa aku harus menundanya selama ini, dan mengapa aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi hingga cerita itu tamat. Bodohnya aku membuat cerita baru dan menurutku itu norak karena ujung-ujungnya ada sosok ah biarkan hanya aku yang tahu sosok itu, muncul di ceritaku lagi. Padahal sudah beberapa kali aku tidak memunculkannya di ceritaku, kini ia dengan tidak sadar muncul dalam ceritaku lagi. Aku tidak mengerti betapa spesialnya dia hingga setiap ceritaku harus menjadikannya sebagai tokoh utama, dan naasnya aku selalu menjadi tokoh yang paling menderita hingga kadang-kadang berujung pada kematian yang aku buat sendiri. Bodoh, iya aku akui, aku ini bodoh. Kalau aku pintar, mungkin saat ini aku sudah menjadi seorang ilmuan seperti Albert Einstein atau siapalah yang harus dihafalkan anak sd sebagai tokoh-tokoh terkenal di setiap pelajarannya itu. Tidak habis pikir diriku ini.
17/9/16


OMEGAT, GUA UDAH TUA #SEMESTER6

Holla gaes.. di sini pukul 21:51 WIB. Tentu saja malam hari dan aku sedang menikmati wifi kost yang yahut. Nggak nyangka udah jadi anak kost lagi, setelah liburan yang sangat puanjang. Liburan terpanjang selama aku kuliah. Gimana nggak terpanjang coba? yang lain belum libur, aku udah libur. Yang lain mulai libur, aku juga udah libur. Yang lain udah nggak libur, aku masih saja libur. Heuheuheu hingga tiba saatnya, aku pun melihat cintaku yang khianat.... cintaku berkhianat... eaaaa malah nyanyi plakkkk. Ralat, hingga tiba saatnya besok udah mulai kuliah lagi, TIDAAAAKKKKKKK. Mulai menempuh semester tua, TIDAKKKKKKKK | halah lebay | yaudahlahya biarin aja. Next, semester 6 bersahabatlah denganku :}.
Baik aku akan terima semua kepahitan ini, aku tak bisa lagi bersenang-senang, aku harus serius. Ya!! semangat 45. Aku udah nggak mau lagi jadi anak kuliahan, pengen berkarir, bisnisgirl, dan punya banyak duit huahuahua. Aku tahu duit bukan segalanya, tapi di dunia ini realitanya duitlah yang berkuasa. Duit bisa beli keadilan, duit bisa merubah orang bersalah menjadi tak bersalah dan orang tak bersalah menjadi bersalah, duit juga bisa merubah kebenaran menjadi kebohongan. Sesungguhnya aku benci itu. Aku benci hak dan kuasa yang melekat pada benda bernama "duit" itu. Tapi ini fakta, kau tahu aku tidak berbohong karena aku sudah sering melihat kejadian-kejadian yang bisa disebut sebagai kekuasaan duit. ASUdahlah lupakan kejadian yang keji itu, lanjut cerita.
Oiya gaes, aku rasanya nggak sabar nih pengen ketemu temen-temen kuliah aku besok. Udah lama nggak ketemu mereka. Kangen bercanda bareng, makan bareng, gila-gilaan bareng eitsss tapi nggak semua temanku bisa diajak gila-gilaan, maklum kepribadian mereka tidak sama. Ada yang jaim ada yang blak-blakan ada yang frontal, tapi aku sayang mereka semua | uhhh co cwettt | jelas dong.
Oiya mau cerita sedikit nih, kalian ada yang percaya hal-hal yang berbau mistis? memang sih nggak nyambung sama judul tapi aku mau berbagi pengalaman bolehkan? hihihi
Untuk saat ini, diriku yang sekarang memang 50:50 untuk mempercayai hal-hal ghaib semacam itu. Aku yakin semua itu hanyalah halusinasi yang aku alami, meskipun saat aku kecil dulu, saat rumah ayahku belum pindah-pindah aku sering melihat hal-hal semacam itu, nggak cuma sekali-dua kali. Bisa dibilang aku yang paling sering melihat hal begituan di antara keluargaku. Dulu aku penakut sekali, jadi selalu teriak kalau melihatnya. Semakin besar dan dewasa aku mulai tak ada rasa takut dengan yang begituan, aku selalu menepis dan meyakinkan diriku bahwa hal semacam itu hanyalah halusinasi. Hingga akhir-akhir ini malah aku sering sekali melihat hal-hal itu yang selama ini sudah jarang aku lihat. Kenapa ya? setiap kali melihat aku malah penasaran dan aku samperin. Aku juga heran kenapa aku seberani itu? tidak seperti saat aku kecil dulu? berbeda sekali pokoknya. Dan aku masih tetap yakin bahwa yang aku lihat hanya halusinasiku sendiri. Aku percaya bahwa makhluk ghaib itu ada, tapi aku tak percaya mereka sengaja menampakan diri hingga bisa dilihat mata manusia. Menurut kalian gimana?